Review Buku: Scythe by Neal Shusterman

Scythe (Arc of a Scythe #1)
Neal Shusterman
Simon & Schuster Books, 2016
Fictional Fantasy, Dystopia, Sci-Fi, Young Adult
448 pages
Goodreads

Rating: 4.5 out of 5.

BLURB (via Goodreads)

Two teens are forced to murder—maybe each other—in the first in a chilling new series from Neal Shusterman, author of the New York Times bestselling Unwind dystology.

In a world where disease has been eliminated, the only way to die is to be randomly killed (“gleaned”) by professional reapers (“scythes”). Citra and Rowan are teenagers who have been selected to be scythe’s apprentices, and—despite wanting nothing to do with the vocation—they must learn the art of killing and come to understand the necessity of what they do.

Only one of them will be chosen as a scythe’s apprentice. And when it becomes clear that the winning apprentice’s first task will be to glean the loser, Citra and Rowan are pitted against one another in a fight for their lives.

“Love remained mortal, while we became eternal.”

Agak telat ya sebenarnya, baru mulai baca buku ini di tahun 2020 padahal buku ini sudah ada dari sejak 2016 dan termasuk salah satu yang booming pada masanya. Total ada tiga buku dan trilogi ini sudah selesai di tahun 2019 kemarin.

Ide seri Arc of Scythe ini berbeda dari cerita fantasi biasanya. It’s something unusual, unik, bisa dibilang membawa angin segar untuk genre fantasy/dystopia/sci-fi. Settingnya di masa ketika manusia sudah berhasil sampai pada titik dimana teknologi sudah jauh lebih maju, segala jenis penyakit sudah tidak ada karena tubuh manusia sudah jauh lebih superior, yang meninggal dapat dihidupkan kembali dengan bantuan teknologi, dan yang sudah berusia lanjut dapat me’reset’ usianya kembali ke masa muda. Singkatnya manusia dapat hidup selamanya (immortal).

Untuk mengendalikan populasi manusia ini, akhirnya dibentuk lah yang namanya Scythedom, dimana tugas para scythe adalah membunuh manusia secara random. They call it gleaning, instead of killing. Yah walaupun sebenarnya maksudnya sama. Hanya lebih halus saja bahasanya. Dan jika manusia di ‘glean‘ oleh para Sycthe ini, maka mereka tidak dapat dihidupkan kembali.

Tokoh utama dari cerita ini adalah sepasang anak muda bernama Citra dan Rowan yang tanpa mereka rencanakan, tiba-tiba diangkat menjadi Scythe Apprentice. Semenjak itulah kehidupan mereka berdua berubah total.

Tak hanya ada aksi, tapi ada banyak juga pembahasan berlatar belakang filosofi, politik dan perbedaan cara pandang makna hidup di dalam buku ini. Ini yang membuat ceritanya jadi tidak membosankan. Yah memang sih di awal cerita sempat agak lambat progresnya. Tapi ngga sampai yang membuat pembaca kepingin menyerah begitu saja.

Hal yang aku sayangkan di buku ini adalah hubungan antara karakter-karakternya yang kurang terasa berkembang. Si dua tokoh utamanya contohnya. Masih bisa dimengerti sih kenapa mereka dari yang tidak kenal sama sekali akhirnya bisa menjadi teman. Tapi ngga berarti dalam cerita ini digambarkan dengan jelas bagaimana mereka akhirnya bisa tertarik pada satu sama lain. Tiba-tiba saja gitu mereka suka satu sama lain.

Terlepas dari itu, Scythe ini termasuk bacaan yang menarik. Untuk yang sudah sering membaca buku fantasi/sci-fi pasti bisa bilang buku ini agak berbeda dari biasanya. Itulah kenapa menurutku buku ini termasuk salah satu yang worth untuk dibaca dan diikuti serinya.

Design a site like this with WordPress.com
Get started